MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
BUDAYA
TARIAN JAWA TENGAH
Disusun
Oleh:
Nama : Ibrahim
NPM : 10220717
Kelas : 1EA07
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
MANAJEMEN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT,karena atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Budaya Tarian Jawa Tengah”. Penulisan makalah
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
di Universitas Gunadarma.
Dalam Penulisan makalah
ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah
ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini.
ABSTRAK
Ada banyak sekali tarian
Tradisional Jawa Tengah yang masih eksis hingga saat ini sebagai salah satu
bagian dari budaya Indonesia. Beberapa tarian tradisional Jawa difungsikan
untuk menyambut tamu dari luar daerah, dari provinsi sampai dengan luar negeri.
Namun di zaman dahulu, tarian-tarian tersebut biasanya difungsikan untuk
menyambut tamu raja dari daerah lain. Pada pelaksanaannya, tarian-tarian Jawa
ditarikan dengan berbagai variasi misalnya tarian yang dilakukan sendiri,
berpasangan atau kelompok.
Selain itu, masing-masing
tarian memiliki ciri khas untuk menyimbolkan nilai-nilai tertentu dengan
berbagai pola lantai. Pola-pola lantai tersebut misalnya pola lantai garis
lurus, garis lengkung serta lingkaran. Sebagai informasi tambahan, tarian Jawa
juga banyak menggunakan properti untuk menarikan gerakan agar lebih menarik.
Karena itu, tarian Jawa dan Propertinya tidak pernah bisa dipisahkan.
DAFTAR ISI
Cover
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di balik sejarah Pulau
Jawa yang terbagi menjadi 3 bagian ini ternyata memiliki kisah tersendiri. Jawa
juga dikenal menjadi salah satu daerah yang berhasil menghasilkan beragam karya
seni. Sampai sekarang kebudayaan dan kesenian tradisional Jawa masih terus
dilestarikan sebagai salah satu warisan para leluhur. Kesenian tradisional khas
Pulau Jawa seperti tercermin dari kebudayaan yang ada di Provinsi Jawa Tengah.
Salah satu provinsi yang ada di Pulau Jawa ini memang masih sangat lekat dengan
kearifan lokal hingga saat ini.
Secara umum, kebudayaan
masyarakat Jawa sama seperti kebudayaan timur lainnya yang sangatlah terkait
dengan religiusitas masyarakatnya. Oleh karena itu, produk budaya yang terlahir
cenderung mengekspresikan keruhanian, tidak terkecuali dalam penciptaan seni
tari.
Dalam hal ini, Jawa
Tengah merupakan wilayah yang sangat menonjol mewakili kebudayaan Jawa dan seni
tari banyak tercipta sebagai produk budayanya. Selain tarian rakyat, tari
daerah Jawa Tengah juga diwarnai oleh tarian istana yang berkembang dalam
lingkup Keraton Surakarta (Tari Klasik Gaya Surakarta).
B. Rumusan Masalah
Makalah ini meliputi pengertian, konsep,
ciri-ciri, contoh, fungsi, macam-macam budaya tarian jawa tengah. Ditambah lagi
dengan gambar sebagai contohnya guna memberikan pemahaman lebih kepada pembaca.
C. Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini akan disajikan beberapa tarian Jawa
Tengah. Tidak mencakup semua jenis tarian, namun hanya beberapa tari
tradisional sebagai tarian khas Jawa Tengah. Sementara itu, untuk memperkaya
pengetahuan tentang macam-macam seni tarian Jawa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tarian Daerah
Tari merupakan sebuah
seni yang dilakukan dengan menggerakkan tubuh dengan iringan irama yang
dilakukan ditempat dan pada waktu tertentu. Menurut pendapat para ahli, tari
merupakan sebuah gerak tubuh yang selaras dan seirama yang dilakukan dengan
maksud dan tujuan tertentu. Sedangkan tari daerah merupakan suatu
daerah yang berasal atau terbentuk dari masyarakat di daerah tertentu. Tarian
daerah ini bersifat turun-temurun dan sudah menjadi budaya yang terus
dilestarikan oleh masyarakat sekitar sebagai warisan nenek moyang. Tari
tradisional atau tari daerah memiliki ciri-ciri tertentu untuk mudah dipahami.
Tari tradisional banyak dikembangkan dan dilestarikan secara turun-temurun dan
menjadi warisan budaya nenek moyang. Kebanyakan tarian tradisional selalu
diiringi dengan menggunakan musik tradisional pula. Selain diiringi dengan
musik tradisional setempat, tari daerah biasanya menggunakan pakaian daerah
pula. Jika dilihat dari ciri-cirinya, tarian tradisional memiliki beberapa
jenis tertentu. Yang pertama adalah tarian klasik. Tarian ini telah lahir dari
masyarakat dan berkembang sejak zaman feodal dan diwariskan melalui kalangan
masyarakat bangsawan. Tarian daerah klasik biasanya identik dengan gerakannya
yang sudah ditentukan oleh masyarakat dan memiliki nilai seni yang tinggi.
Tarian klasik hanya dimainkan di kalangan bangsawan dengan setiap gerakan
memiliki nilai dan arti tersendiri. Jenis tarian daerah yang kedua adalah
tarian kreasi baru yang sudah mengalami perubahan arasemen serta berkembang
sesuai waktu namun tetap mempertahankan nilai seni. Tarian kreasi baru ini
menjadi salah satu tarian yang diciptakan langsung oleh pasar tani. Adapun
ciri-ciri tarian daerah kreasi baru yaitu dibuat dari salah satu jenis tari
tradisional yang sudah melewati beberapa inovasi gerakan. Selain inovasi
gerakan, tata rias dan lainnya, gerakan ini juga sdha menggunakan properti yang
lebih modern.
B. Tarian Daerah Jawa Tengah
Tarian tradisional dari
Jawa Tengah sangat beragam, meski secara garis besar memiliki beberapa tarian
yang mirip dengan tarian asal Jawa Timur dan Jawa Barat. Kebanyakan tari asal
Jawa Tengah mempertontonkan betapa ayunya para wanita asal Jawa Tengah. Berikut
merupakan jenis tari tradisional Jawa Tengah:
1.
Tari Serimpi Sangupati
sumber :
www.indonesiakaya.com
Tari Serimpi merupakan
yang ada di Keraton Yogyakarta & Keraton Surakarta. Di Surakarta, salah
satu tarian
Serimpi adalah
Serimpi Sangupati yang lahir pada zaman penjajahan Belanda. Oleh karena itu,
tema yang diambil adalah tema perjuangan.
Dalam geraknya yang
tegas, tarian ini menceritakan perjuangan melawan Belanda. Khususnya berkaitan
dengan usaha menggagalkan perjanjian antara pihak Indonesia dan pihak Belanda,
agar Indonesia (Keraton Surakarta) tidak melepas daerah pesisir.
Keunikan Tari Serimpi
Sangopati adalah digunakannya properti berupa pistol. Sebagai lambang kesucian
dan ketulusan penari memakai busana sampir putih. Tarian ini lebih
mengisyaratkan kelembutan yang terlihat dari gerak dan pengiringnya.
2.
Tari Gambyong
sumber :
youtube.com/watch?v=obEjVXp7F6I
Tari Gambyong merupakan
tarian tradisional Jawa Tengah sebagai perkembangan Tari Tayub. Istilah Gambyong
sendiri berasal dari nama penari Tari Tayub. Ia diundang Sri Sunan Pakubuwana
untuk menciptakan tari penyambut tamu dan jadilah tarian ini.
Sebagai tarian penyambut
tamu dan hanya berfungsi sebagai hiburan, Tarian Gambyong mengusung tema tentang
kegembiraan. Ada yang menyebutkan tarian ini dulunya adalah tarian rakyat yang
difungsikan sebagai sarana ritual upacara pertanian untuk kesuburan padi.
Tarian khas Jawa Tengah
yang berkembang, khususnya di Surakarta ini selalu diawali dengan Gendhing
Pangkur. Salah satu daya tariknya adalah keharmonisan gerak tari dengan
pengiring. Keindahan tari ini juga didukung oleh kostum dan rias yang anggun.
3.
Tari Bondan
sumber :
negerikuindonesia.com
Masih di seputar
Surakarta, ada tarian dari Jawa Tengah yang bernama Tarian Bondan. Sebuah tarian rakyat yang menggambarkan
kasih sayang ibu kepada anaknya. Karena nilai yang diusungnya, dalam sejarahnya
dijadikan tarian wajib bagi para kembang desa.
Tari ini unik terutama
dilihat dari jenisnya yang masing masing mewakili keadaan, perasaan, perjuangan
serta tingkah laku seorang ibu secara tersendiri. Ada tiga jenis tarian yakni
Bondan Cidongo, Bondan Mardisiwi dan Bondan Pegunungan.
Tari Bondan Cindogo
bernuansa sedih menggambarkan seorang ibu yang ditinggal anaknya selepas
melahirkan. Bondan Mardisiwi menggambarkan suka cita ibu saat kelahiran
putranya. Sementara itu, Bondan Pegunungan menggambarkan tingkah laku perempuan
desa.
4. Tari Beksan
Wireng
sumber : myimage.id
Beksan Wireng merupakan
salah satu tarian tradisional Jawa Tengah yang sangat tua. Bahkan tarian ini
sebenarnya telah ada sejak abad ke-11. Tarian adiluhung bersumber dari Keraton
Jawa yang lestari di Kasunanan Surakarta & di Pura Mangkunegaran.
Beksan Wireng atau Tari
Wireng adalah tari yang bertemakan perang sebagai usaha agar prajurit istana
tangkas dalam olah keprajuritan atau latihan perang. Biasanya dibawakan oleh
dua orang penari dengan menggunakan kostum seperti seorang prajurit.
Tari Beksan Wireng di Mangkunegaran
banyak macamnya karena sebagian besar periode pemerintahan turut menciptakan
variasinya sendiri. Meskipun begitu, jika ditinjau dari struktur penyajian,
tari ini selalu disajikan dengan pola yang hampir sama.
5.
Tari Gambir Anom
sumber :
facebook.com/EventSolo
Gambir Anom merupakan
Tari Jawa Tengah yang bertemakan percintaan. Dalam tari ini digambarkan
kebiasaan seseorang yang jatuh cinta, yakni suka berdandan. Ada gerakan seolah
sedang mengatur rambut dan alis, berbedak, hingga mengatur pakaiannya.
Selebihnya juga
diperagakan gerakan bercermin, berjalan mondar-mandir seolah-olah pujaan
hatinya berada di depannya. Sesuai dengan namanya, kisah yang diusung dalam
tarian ini adalah tentang petualangan cinta Gambir Anom atau Irawan putra
Arjuna.
6.
Tari Dolalak
sumber : alif.id
Tari Dolalak adalah
tarian tradisional Jawa Tengah asal Purworejo, Jawa Tengah. Terlahir di masa
gejolak peperangan Aceh di zaman penjajahan Belanda yang kemudian meluas. Dalam
pertunjukannya, tarian ini lebih menggambarkan prajurit Belanda.
Tari Dolalak disajikan
oleh beberapa orang penari berpakaian menyerupai serdadu Belanda atau Perancis
tempo dulu. Mereka menari dengan diiringi bunyi-bunyi dari kentrung, rebana,
kendang dan kecer. Tari Angguk disebut sebagai perkembangan tarian ini.
7.
Tari Lengger
sumber
: sanskertaonline.blogspot.com
Tari Lengger merupakan
tarian daerah Jawa Tengah dari Wonosobo. Tari tradisional ini telah lebih dari
satu abad diperkenalkan. Pertama kali dirintis 1910 di Dusun Giyanti oleh tokoh
kesenian dari Desa Kecis, Selomerto, yakni Gondhowinangun.
Dalam tari ini disajikan
dengan iringan angklung bernada Jawa. Menggambarkan kisah Dewi Candra Kirana
yang mencari suaminya. Ada adegan diganggu raksasa yang memakai topeng dan
sebagai puncaknya penari masuk dalam keadaan tidak sadar.
8.
Bambangan Cakil
sumber :
meandyouculture.blogspot.com
Tari Bambangan Cakil
adalah tari klasik Jawa, seni identitas Jawa Tengah yang lebih menekankan gaya
tari Surakarta. Menggambarkan tentang peperangan antara kebaikan dan kebatilan.
Ceritanya mengadopsi adegan Perang Kembang di Wayang Kulit bagian Pathet Sanga.
Tari ini sangat atraktif
menampilkan perseteruan seorang kesatria melawan raksasa. Bambangan Cakil secara jelas mengisyaratkan bahwa
keangkaramurkaan pada akhirnya akan kalah. Penyajiannya diiringi Gending
Srepegan, Landrang Cluntang Sampak Laras Slendro.
Tari Bambangan Cakil
sering juga dikatakan sebagai petikan Drama Wayang Orang yang diambil dari Epos Mahabarata
yang ditampilkan dengan bentuk Tari Wireng. Karena menusung tema peperangan
antara dua tokoh tanpa menggunakan Antawacana (dialog).
9.
Tari Prawiroguno
sumber
: @juwardi605
Tari Prawiroguno adalah
tarian tradisi dari Boyolali, Jawa Tengah. Tercipta karena terinspirasi oleh
perjuangan rakyat pada zaman penjajahan, yakni ketika para penjajah hampir
mengalami kemunduran. Situasi tersebut kemudian menjadi ide tarian ini.
Melihat tema dan
penyajiannya, Tarian Prawiroguno termasuk tari peperangan. Para penari
menyajikan gerakan-gerakan seperti seorang prajurit membawa pedang yang lengkap
dengan tameng berlenggok-lenggok seakan sedang bersiap-siap menyerang musuh.
10. Tari Bedhaya
Ketawang
sumber :
beritadaerah.co.id
Tarian
Bedhaya Ketawang merupakan tarian klasik Keraton Surakarta.
Sebuah kesenian adiluhung yang hanya dipertunjukkan untuk sesuatu yang khusus
dan sangat resmi, yakni saat Penobatan Raja serta Hari Peringatan Kenaikan
Tahta (Tingalan Dalem Jumenengan).
Tarian sakral yang
menggambarkan hubungan asmara Ratu Kidul dengan Raja-raja Mataram yang
diwujudkan dalam gerakan-gerakan tangan serta seluruh bagian tubuh. Durasi
penyajiannya sangat lama sekitar 2 – 1,5 jam dengan diiringi seperangkat
gamelan khusus.
Saking sakralnya, semua
penari yang jumlahnya sembilan haruslah gadis suci dan tidak haid. Bahkan,
mereka puasa beberapa hari sebelum pementasan. Syarat-syarat ini ditekankan
karena konon saat latihan, Ratu Kidul akan mendatangi penari yang salah gerakannya.
BAB III
PENUTUP
A. Daftar Pustaka
https://jawatengahfia.wordpress.com/tarian-jawa-tengah/
https://berbol.co.id/tarian-jawa-tengah/
https://perpustakaan.id/tarian-jawa-tengah/
https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-tari/jenis-jenis-tarian-jawa-tengah
https://travel.detik.com/travel-news/d-5191831/tarian-jawa-tengah-populer-dan-bikin-kagum
Komentar
Posting Komentar