MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR

MUSIK & LAGU DAERAH JAWA TENGAH

 



 

 Disusun Oleh:

Nama : Ibrahim

NPM : 10220717

Kelas : 1EA07

 

 

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

2020

 


KATA PENGANTAR

 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,karena atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Musik & Lagu Daerah Jawa Tengah”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar di Universitas Gunadarma.

Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

ABSTRAK

 

Kebudayaan Jawa merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang ada di Indonesia. Kebudayaan Jawa dengan keanekaragamannya banyak mengilhami masyarakat Jawa dalam tindakan maupun perilaku keberagamaannya. Masyarakat Jawa memiliki keunikan tersendiri. Dalam segala tindakannya biasanya tidak lepas dari mengikuti tradisi atau kebiasaan yang dianut oleh para leluhurnya. Keunikannya dapat dilihat mulai dari kepercayaan masyarakat, bahasa, kesenian, dan tradisinya. Salah satu dari sekian banyak kebudayaan Jawa adalah musik dan lagu khas jawa.


 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. 2

ABSTRAK.. 3

DAFTAR ISI. 4

BAB I. 5

PENDAHULUAN.. 5

A.     Latar Belakang. 5

B.     Rumusan Masalah. 5

BAB II. 6

PEMBAHASAN.. 6

A.     Pengertian Lagu Daerah. 6

B.     Fungsi Lagu daerah. 6

C.     Tujuan Lagu Daerah. 6

D.     Ciri-ciri Lagu Daerah. 6

E.     Lagu-lagu daerah Jawa Tengah. 7

1.      Padhang Bulan. 7

2.      Gundhul Pacul 8

3.      Gambang Suling. 8

4.      Jangkrik Genggong. 9

5.      Lir- Ilir. 10

6.      Jaranan. 11

BAB III. 13

PENUTUP.. 13

A.     Daftar Pustaka. 13

 


 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.   Latar Belakang

 

Indonesia memiliki keragaman budaya yang merupakan tradisi warisan nenek moyang turun temurun dan menjadi milik bersama baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Keragaman budaya yang ada menunjukkan kekayaan tradisi nenek moyang yang sangat berharga dalam membangun dan membentuk masyarakat dalam bertindak dan bersikap. Dalam pembahasan ini berfokus pada sastra lisan yaitu musik dan lagu daerah jawa tengah.

 

B.    Rumusan Masalah

 

·         Apa pengertian dari musik daerah?

·         Apa fungsi lagu daerah?

·         Apa tujuan lagu daerah?

·         Apa saja lagu daerah jawa tengah?

·         Makna apa saja yang terdapat dari lagu daerah jawa tengah?

 

C.   Tujuan Penulisan

 

Untuk memberi informasi tentang pengertian musik dan lagu daerah di indonesia, serta membahas tentang latar belakang, fungsi, tujuan, lirik, dan makna lagu daerah jawa tengah. Agar pembaca dapat mengetahui kesenian musik di jawa tengah dari berbagai macam lagu daerah jawa tengah.


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.   Pengertian Lagu Daerah

 

Lagu daerah adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Bentuk lagu ini sangat sederhana dan menggunakan bahasa daerah atau bahasa setempat. Lagu daerah banyak yang bertemakan kehidupan sehari-hari sehingga mudah untuk dipahami dan mudah diterima dalam berbagai kegiatan rakyat.  Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname. Lagu daerah merupakan lagu yang lahir dan berkembang secara turun temurun yang dilakukan secara verbal atau dari mulut ke mulut oleh nenek moyang di daerah tersebut. Dan lagu daerah itu berkembang di suatu daerah tersebut saja.

 

B.    Fungsi Lagu daerah

 

Lagu daerah berfungsi untuk sarana atau media komunikasi. Selain itu juga berfungsi sebagai sarana hiburan karena banyak dari lagu daerah ini merupakan tembang dolanan atau dalam Bahasa ialah lagu yang digunakan untuk bermain. Serta, digunakan untuk pengiring tari-tarian dan sarana menyebarkan keagamaan.

 

C.   Tujuan Lagu Daerah

 

Bagi orang yang berasal dari suatu daerah atau ada kaitan dengan daerah tersebut, tujuan menyanyikan lagu daerah adalah untuk dapat menambah wawasan tentang daerah tersebut, dapat melestarikan kebudayaan daerah tersebut serta untuk menambah cinta kepada daerah asalnya. Sedangkan bagi orang yang tidak berasal dari daerah tersebut, tujuan dri menyanyikan lagu derah adalah bisa untuk menambah wawasan. 

 

D.   Ciri-ciri Lagu Daerah

 

Karena lagu ini merupakan lagu daerah yang berkembang di suatu daerah, maka ciri yang pertama, yaitu Bahasa yang digunakan ialah Bahasa dan logat Bahasa setempat. Contohnya, Lagu lir-ilir yang menggunakan Bahasa Jawa yang halus. Lagu-lagu ini tentu memerlukan iring-iringan musik. Alat-alat musik yang digunakan untuk mengiringi nyanyian daerah ini menggunakan alat musik tradisional yang berasal atau yang sudah tentu ada di daerah setempat. Untuk pencipta dari tembang-tembang yang dijadikan lagu daerah kebanyakan tidak diketahui siapa penciptanya dikarenakan cara penyampaian lagu ini menggunakan cara sederhana, yaitu dari lisan kelisan yang berlangsung secara turun temurun.

 

E.    Lagu-lagu daerah Jawa Tengah

 

Jawa Tengah memiliki lagu-lagu daerah yang menjadi ciri khas dan keunikannya tersendiri. beberapa lagu daerah Jawa Tengah tersebut akan dijelaskan pada pembahasan di bawah ini, di antaranya :

 

1.      Padhang Bulan

[su_note radius=”0″]

 

Yo ‘pra kanca dolanan ing jaba

padhang wulan padhange kaya rina

Rembulane e sing awe-awen

gelingake aja padha turu sore

 

Yo ‘pra kanca dolanan ing jaba

rame-rame kene akeh kancane

Langite pancen sumebyar rina

yo padha dolanan sinambi guyona

 

[/su_note]

 

Lirik padhang bulan memiliki makna yang dapat diambil dan diterapkan di kehidupan sehari-hari, yaitu janganlah tidur ketika sore hari karena itu tidak baik lebih baik anak-anak kecil menunggu waktu menjelang maghrib. Selain tidur waktu tersebut dapat digunakan dengan bermain dan berkumpul serta bercengkrama dengan teman-teman sebaya, kerabat serta keluarga. Sehingga, tetap menjalin kekeluargaan guna mempererat tali persaudaraan antar individu.

 

 

 

 

2.      Gundhul Pacul

[su_note radius=”0″]

 

Gundul gundul pacul cul gelelengan

Nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan

 

Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan

Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan

 

[/su_note]

 

Tembang Gundul Pacul ini mengandung makna yang digambarkan secara tersirat, yaitu kekuasaan ataupun jabatan yang dapat dipegang oleh seseorang sebaiknya dikerjakan dan dijaga dengan sebaik-baiknya. Apabila seorang pemimpin yang telah diberi amanah atau kepercayaan untuk menjadi seorang pemimpin, kemudian pemimpin tersebut menyelewengkan hak dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin dengan berbuat yang tidak seharusnya, maka dapat merugikan semua orang tidak pandang bulu.

 

3.      Gambang Suling

[su_note radius=”0″]Gambang suling kumandang swarane

Thulat thulit kepenak unine

U .. nine mung nrenyuh ake

Barengan lan kentrung ketipung suling

Sigrak kendangane[/su_note]

 

Gambang suling merupakan tembang dolanan atau lagu yang dinyanyikan untuk bermain pada masyarakat di Jawa Tengah. Diciptakan oleh Ki Narto Sabdo. Menurut, syair yang ditulis oleh beliau. hanya terdiri dari lima baris. Yang menceritakan tentang alat musik seruling yang mengeluarkan suara yang khas nan merdu, jika didengarkan. Seruling umumnya terbuat dari bambu yang diberi beberapa lubang pada sisinya yang berfungsi untuk mengeluarkan suara. Seruling merupakan alat musik yang menggunakan cara ditiup untuk menghasilkan suaranya yang merdu itu. Serta, seruling sendiri tidak hanya ditemukan di wilayah Jawa Tengah. Namun, di Jawa Barat juga ada.

 

 

4.      Jangkrik Genggong

[su_note radius=”0″]Kendal kaline wungu

ajar kenal karo aku

lelene mati digepuk

gepuk nganggo walesane

 

suwe ora pethuk

ati sida remuk

kepethuk mung suwarane

e… ya… e… ya… e…

e… ya… e… ya… e… ya… e… ya… e…

 

Jangkrik genggong, jangkrik genggong

luwih becik omong kosong

Semarang kaline banjir

ja sumelang ra dipikir

 

Jangkrik upa saba ning tangga

malumpat ning tengah jogan

wis watake priya, jare ngaku setya

tekan ndalan selewengan

e… ya… e… ya… e…

e… ya… e… ya… e… ya… e… ya… e…[/su_note]

 

Jangkrik Genggong terkenal dengan adanya yang membawakan lagu ini ke masyarakat luas, yaitu Waldjinah yang membawakan lagu ini dengan penuh penghayatan nan merdu. Tembang ini memiliki makna atau sebagai bentuk sebuah kekecewaan seseorang yang telah menyukai lawan jenisnya. Namun, pada kenyataannya tidak seperti yang diharapkan. Padahal, yang telah mencintai ini telah melakukan banyak pengorbanan dalam bentuk waktu, biaya bahkan tenaga yang akhirnya terbuang sia-sia karena orang yang diperjuangkan telah melakukan sebuah pengkhianatan. Dari cerita diatas, dapat kita simpulkan bahwa untuk mencintai lawan jenis jangan terlalu berlebihan karena sesuatu yang berlebihan tersebut tidak akan berlangsung dengan baik.

 

5.      Lir- Ilir

[su_note radius=”0″]Lir-ilir, lir-ilir

Tandure wis sumilir

Tak ijo royo-royo tak senggo temanten

anyar

 

Cah angon-cah angon penekno blimbing

kuwi

Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh

dodotiro

Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing

pinggir

Dondomono jlumatono kanggo sebo

mengko sore

 

Mumpung padhang rembulane,

mumpung jembar kalangane

Yo surako… surak iyo…

[/su_note]

 

Merupakan lagu yang sudah tidak asing untuk didengarkan oleh orang-orang di Jawa Tengah, maupun bagian luar dari Provinsi Jawa Tengah. Seperti yang sudah diketahui oleh masyarakat pada umumnya, lagu lir-ilir merupakan lagu yang diciptakan oleh salah satu tokoh Wali Sanga yang membawa Ajaran Agama Islam ke tanah Jawa, yaitu Sunan Kalijaga. Lir-ilir ini mengandung makna atau filosofis kehidupan bermasyarakat atau lebih cenderung kepada ajaran-ajaran yang telah diterapkan pada Agama Islam, yaitu pada bagian pertama digambarkan adanya tanaman yang mulai bersemi. Memiliki arti bahwa kepercayaan atau iman perlu dibangun, jika kita bermalas-malasan, maka akan mati pula iman tersebut. Berarti apa yang telah kita tanam itupula yang kita tuai. Selanjutnya terdapat kata ‘Cah Angon’ yang berarti anak gembala. Anak gembala ini memiliki arti seseorang yang bisa menjadi pemimpin untuk membawa pengikutnya kejalan yang benar. Atau bisa juga diartikan sebagai mengontrol hawa nafsu yang ada pada diri kita sendiri. Setelah itu terdapat kata yang menyuruh anak gembala tersebut untuk memanjat pohon belimbing yang memiliki lima sudut. Hal itu berarti sholat lima waktu yang wajib dikerjakan oleh yang menganut Agama Islam. Walaupun, banyak cobaan yang datang untuk menegakkan kewajiban beribadah ini tetap harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya serta terus diperbaiki. Apabila jiwa raga masih sehat dan bugar, maka wajib hukumnya untuk menegakkan tiang agama.

 

6.      Jaranan

[su_note radius=”0″]Jaranan . .. Jaranan

Jarane jaran teji

Sing numpak ndoro Bei

Sing ngiring poro abdi

 

Cek cek nong … cek cek gung

Jarane mlebu ning lurung

 

Gedebuk krincing … Gedebuk krincing

Gedebuk krincing … prok prok

Gedebuk jeder (2x)

 

Jaranan . .. Jaranan

Jarane jaran kepang

Sing nunggang klambi abang

Mlakune ndhut ndutan

 

Cek cek nong … cek cek gung

Jarane mlebu ning lurung

 

Gedebuk krincing … Gedebuk krincing

Gedebuk krincing … prok prok

Gedebuk jeder (2x)

 

Jaranan . .. Jaranan

Jarane jaran kore

Ora ono kendaline

Jarane mlayu dewe

 

Cek cek nong … cek cek gung

Jarane mlebu ning lurung

 

Gedebuk krincing … Gedebuk krincing

Gedebuk krincing … prok prok

Gedebuk jeder (2x)

[/su_note]

 

Biasa dinyanyikan untuk mengiringi tari-tarian yang bernama tari jaranan juga. Selain itu, terdapat alat musik khas Jawa juga yang mengiringi lagu serta tari-tarian yang menjadi suatu hiburan pada masa itu. Jaranan dalam Bahasa memiliki arti Kuda-kudaan. Kuda-kudaan ini biasanya terbuat dari anyaman bambu ataupun kulit. Lagu ini diciptakan oleh Ki Hadi Sukatno. Lagu ini menceritakan seorang bangsawan menunggangi kuda bersama pengikutnya. Makna yang terkandung dalam lagu daerah ini, merupakan orang yang memiliki kedudukan lebih tua dan dituakan, seharusnya dihormati, dihargai dan dipatuhi. Karena pasti beliau yang dituakan mempunyai sebuah pesan yang baik untuk diterapkan. Pada baris selanjutnya, terdapat kesenian jaranan atau upaya untuk memperkenalkan kebudayaan Jawa Tengah melalui kesenian yang bersifat hiburan masyarakat melalui lirik yang tercantum pada lagu jaranan dan juga tarian-tarian yang mengiringi. Yang terakhir, terdapat filosofis atau makna dikehidupan, bahwa kuda mampu berlari kencang, ketika tidak ada tali yang mengekang si kuda. Bermakna bahwa manusia dapat mencapai kesuksesan dengan adanya masalah yang menimpanya. Sehingga, dari situ, seorang manusia atau individu dapat belajar untuk memperbaiki dirinya sendiri untuk menjadi individu yang lebih baik lagi.


 

BAB III

PENUTUP

A.   Daftar Pustaka

 

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309934/pendidikan/Materi+Musik+Nusantara.pdf

https://dosenpintar.com/pengertian-lagu-daerah/

https://gasbanter.com/lagu-daerah-jawa-tengah/

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini